Emotional eating adalah kebiasaan makan yang dipicu oleh perasaan, seperti stres, kesedihan, kesepian, atau kebosanan, bukan karena rasa lapar fisik. Saat emosi sedang tidak stabil, banyak orang cenderung mengandalkan makanan sebagai pelarian, yang dalam jangka panjang bisa memicu kenaikan berat badan dan gangguan pola makan. Untuk mengatasi hal ini, terdapat berbagai pendekatan yang bisa dilakukan untuk membantu Anda mengelola kebiasaan makan yang dipicu oleh emosi.
📝 Tips untuk Mencegah Emotional Eating
1. Kenali Pemicu Emosional Anda
Mencatat makanan yang dikonsumsi beserta perasaan saat itu dapat membantu Anda mengidentifikasi pola dan pemicu emotional eating. Misalnya, apakah Anda cenderung ngemil saat stres kerja atau setelah konflik pribadi. Setelah mengenali polanya, Anda bisa mencari solusi alternatif seperti journaling atau teknik relaksasi.
🔗 Mayo Clinic – Weight Loss: Gain Control of Emotional Eating
2. Praktikkan Mindful Eating
Mindful eating atau makan dengan penuh kesadaran membantu Anda menikmati makanan secara perlahan dan mengenali rasa kenyang dengan lebih baik. Hindari distraksi seperti TV atau ponsel saat makan, dan fokuslah pada rasa, tekstur, dan aroma makanan.
🔗 Verywell Mind – Mindful Eating: Benefits and Tips
3. Bangun Rutinitas Makan yang Sehat
Menjaga waktu makan yang teratur dengan asupan bergizi dapat mencegah rasa lapar ekstrem yang sering memicu makan emosional. Tubuh yang cukup energi dan terhidrasi akan lebih stabil secara emosional.
🔗 Cleveland Clinic – 5 Strategies to Stop Emotional Eating
🎯 Trik untuk Mengatasi Emotional Eating
4. Alihkan Perhatian Anda
Saat dorongan untuk makan muncul akibat stres atau kesepian, alihkan perhatian ke aktivitas lain seperti berjalan kaki, menelepon teman, atau melakukan hobi. Ini membantu otak tidak mengasosiasikan emosi negatif dengan makan.
🔗 Allina Health – Stress Eating: Why I Do It and How to Stop
5. Siapkan Camilan Sehat
Jika Anda tetap merasa ingin mengunyah sesuatu, pastikan camilan yang tersedia di rumah adalah pilihan sehat, seperti buah segar, yoghurt rendah lemak, atau kacang-kacangan. Ini bisa menjadi kompromi sehat tanpa rasa bersalah.
🔗 Harvard Health – What to Eat to Beat Stress
6. Tidur yang Cukup
Kurang tidur mengganggu hormon yang mengatur rasa lapar (ghrelin dan leptin), yang bisa meningkatkan keinginan makan tinggi kalori. Usahakan tidur 7–9 jam per malam untuk menjaga kestabilan fisik dan emosional.
🔗 Sleep Foundation – How Sleep Affects Your Appetite
Dengan menerapkan tips dan trik di atas secara konsisten, Anda dapat lebih mudah mengelola emotional eating dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan makanan. Jika Anda merasa kesulitan menghentikan kebiasaan ini sendiri, berkonsultasilah dengan ahli gizi, psikolog, atau dokter untuk mendapatkan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.